Selain induknya, tukik alias anak penyu yang baru menetas, mudah sekali ditemukan di kepulauan Derawan.Tidak hanya di Pulau Derawan, tapi juga di pulau Sangalaki.Setiap kesana, aku pasti bertemu dengan hewan-hewan imut itu. Dan aku selalu berkesempatan melepaskan mereka ke laut.Hewan-hewan imut nan lemah ini merupakan sasaran empuk predator di lautan luas.Kata bang Jon, dari sebagian besar tukik yang dilepas kelaut, hanya sedikit sekali yang bisa bertahan hingga dewasa.
Sebelum memulai petualangan ke laut luas, ku beri ciuman perpisahan dulu ya, "bye bye tukik, semoga kalian bisa survive, dan bisa kembali lagi kemari untuk bertelur ya!"
***Mohon abaikan model
Naluri ke-penyu-an mereka setelah menetas adalah menuju laut! Jadi mereka selalu berebutan menuju arah deburan ombak, meskipun di malam gelap gulita mereka tau arah yang benar.
Pernah suatu malam tanpa lampu sama sekali, melepas tukik-tukik ini, rasanya kaki terasa geli, dikerubungi hewan-hewan berkaki lunak. Karena mereka melewati apa saja untuk menuju laut, termasuk menginjak-nginjak kaki kami setelah terlempar kembali ke pantai oleh ombak besar.
Tapi intuisi arah mereka bisa jadi kacau jika kita memberi sinar lampu senter atau cahaya di sekitar mereka.
Tukik-tukik itu akan beralih menuju arah cahaya daripada menuju ombak.
Jadi waktu itu, aku yang khawatir menginjak tukik-tukik yang bertebaran di sekitar kaki ku menyalakan senter handphone, abis sangking gelinya diinjak kaki-kaki mereka, aku pengen jejingkrakan hehe.
Eh ndelalah, mereka justru berebutan menuju kakiku!!
Kata bang Jon, itu mengacaukan intuisi arah mereka. Dan jadi hilang arah.
***aku langsung dipelototin bule-bule disitu***
Abisssss....geliiiiiii, rasanya pengen nggarukkkk!!!
Kalo tukiknya menetas disiang hari, volunteer disini akan mengumpulkan mereka ke dalam bak seperti ini.Dan akan dilepaskan ketika hari sudah gelap.Waktu ku tanya kenapa ga langsung di lepas ke laut aja, jawabannya "di siang hari, predator lebih mudah menemukan mereka, terutama elang".Ternyata benar saja, ada beberapa anak tukik lincah yang terlepas berlari menuju laut, tiba-tiba diatas kita sudah ada elang aja yang muter-muter.
Tapi kalo ku ingat-ingat, dulu waktu di Taman Nasional Meru Betiri didaerah Jawa Timur yang deburan ombaknyan ampun-ampun daaaaah dari jarak 1 kilo aja rasanya tanah dah kayak gempa bumi!
Sumpah deh, deburan ombaknya nyeremin amat, gue paling serem ama pantai Meru Betiri ini. Dah gitu, mo kesono harus ngelewatin alas purwo yang terkenal angker, nyebrangin sungai yang tingginya sedengkul (nyebrangnyee jalan kaki booo' jadi jangan harap kesini bisa nggeret koper), naik bak truk super gede ngelewatin hutan-hutan yang sebelahnya juranggg, belum lagi tragedi ayam hidup yang kita bawa entah dimakan hewan apa kepalanya bisa ilang,ampuun deh angkernya! Nah loh kok jadi curhat gini.
Back to topic** Disana mereka punya penangkaran untuk penetasan tukik yang cukup gede, jadi tukiknya banyaaaakkk, dah kayak liat penampungann tukik aja disono, tinggal pilih mo yang umur berapa hari. ***yak dibeli dibeli tukiknya (haha). Disono mereka ngelepasin tukik ya pas terang, di siang hari gitu.Nah loh, kok beda ya.
Ssstt...ternyata bang Jon, ranger WWF yang bertugas mensejahterakan penyu hijau di pulau Derawan ini ,dulunya training soal per-penyu-an ya di Meru Betiri entu loh.Dan ternyata pendapat kita sama.
Ombaknya menakutkan, ampun-ampun debumannya.Dan Sereeeeemmm!!
Tapi kok bisa ya waktuu itu ada bule cewek yang cuek aja maen-maen di pantainya ditemani 2 beach boys.Lah kok bisa tu beach boys nyasar di pantai seperti itu.Nah pertanyaan itu juga yang ada di otak gue.Kayaknya si...nyulik dari Bali, kan deket aja tuh (haha, intuisi asal-asalan).
Kalo masih baby gini, ni tukik serba lunak setempurung-tempurungnya. Kedua kaki depannya yang sangat agresif itu, ga akan pernah diem untuk menyeret-nyeret tubuhnya ga tau kemana. Masalahnya, di kedua kaki depannya itu ada sejenis kuku yang cukup lancip di sela-selanya. Cuma satu siiii, tapi kalo digesek-gesekin terus ke kulit kita, rasanya perih juga.
Nah kaki-kakinya yang lunak ini yang nantinya bertugas menggali dan menutup pasir untuk bertelur.
Sayang gue ga sempat foto, waktu liat induk-induk penyu bertelur.Abis kita ga boleh ribut en ga boleh ada cahaya, sampe penyu-penyu itu sukses bertelur. Dan setelah sukses bertelur, orang-orang dah pada berebutan aje poto2 ampe ga kebagian tempat! Pas giliran gue, tu penyu dah selesai buang hajat eh bertelur, jadi lari deh ke laut, hadeeuuhh.
Kadang-kadang gue mikir, tu kaki kuat juga ya ngegali pasir, padahal kan bentuknya lepeh gitu ga kayak model sekop ato cangkul yang lebih gampang ngegalinya.
***Lu kireee kalo penyu-penyu diciptakan berkaki sekop ato cangkul, lu masih nganggep tu hewan lucu Lenn?? Sekali tebas bisa nyaho'.
Ini dia kulit-kulit telur penyu yang sudah menetas. Yang kayak beginian banyak tersebar terutama di pulau Sangalaki, sebagai pusat reservasinya. Dan karena emang banyak sekali penyu yang bertelur di pulau ini setiap malam. Makanya dijadiin pusat reservasinya, dan tidak dihuni oleh penduduk sama sekali kecuali petugas reservasi dan polhut.Ijin untuk menginap di pulau inipun denger-denger susah, harus ada ijin dari pemerintah dan tujuannya apa. Kalo ente peneliti penyu si ga masalah.
Tapi setauku terakhir kesini, akan di bangun resort di pulau ini.
Yaaaaahhhh....
Ini dia elang-elang yang mengintai tukik. Di pulau Sangalaki, ada banyak jenis burung pemangsa. Maklum aja, karena tidak ada rumah penduduk dan terdapat hutan kecil yang masih asri sekali disana.Inilah yang menjadikan Sangalaki lebih asri.